DAMPAK COVID-19 TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR
DI SMA NEGERI 1 PANGKALAN BUN
LAILA ARFIANA, S.Pd.
NIP. 19791127 200501 2 015
Pandemi koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Pada tanggal 14 Maret 2020 Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional Non Alam yang hingga saat ini belum ditemukan obat dan vaksinnya. Pandemi ini menyebabkan gangguan di seluruh aspek kehidupan manusia terutama di bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Dalam hal ini Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 di masyarakat, yakni dengan menerapkan social distancing atau pembatasan sosial.
Penerapan social distancing yang dilakukan adalah bekerja dari rumah (work from home), belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa dan menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disesae (Covid-19), dan dilanjutkan dengan Surat Keputusan Gubernur kepada Bupati dan Walikota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, maka SMA Negeri 1 Pangkalan Bun dalam hal ini ikut membantu upaya pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19 dengan menerapkan proses belajar mengajar di rumah secara online.
Pengalihan proses belajar mengajar ke rumah di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun dilakukan melalui persiapan dan tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun persiapan yang dilakukan yakni dengan membuat jadwal pelajaran dan menyusun materi kegiatan pembelajaran daring selama tanggap darurat Covid-19.
Perubahan cara belajar akibat merebaknya virus Covid-19 terjadi di beberapa negara yang terpaksa harus dihadapi dan perlu persiapan. Dilansir dari situs bebas.kompas.id mengungkapkan bahwa:
“Proses pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung sepekan. Kesiapan guru dan siswa dalam home learning ini bervariasi, ada yang siap, terpaksa siap, dan betul-betul tidak siap. Tanpa persiapan apa pun, sistem belajar mengajar berubah dari tatap muka menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi.” (MB Dewi Pancawati, 2020)
Selanjutnya, mengutip apa yang disampaikan oleh Kepala SMA Negeri 1 Pangkalan Bun pada saat rapat Guru secara online pada tanggal 13 April 2020 dengan menggunakan aplikasi Zoom bahwa: “Saat ini adalah sejarah dimana semua Guru berusaha menyiapkan pembelajaran jarak jauh yang menarik, dan siswa belajar mandiri di rumah yang mana diperlukan fasilitas teknologi dan dana yang tidak sedikit dalam menunjang proses belajar mengajar melalui daring.”
Dari kutipan di atas, penulis berpendapat bahwa pembelajaran daring/jarak jauh yang dilaksanakan selama adanya pandemi Covid-19 ini memiliki manfaat dan hambatan. Adapun manfaat yang dirasakan penulis selama proses belajar mengajar di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh yakni:
Selain manfaat di atas, terdapat pula beberapa hambatan yang dirasakan penulis selama proses belajar mengajar di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh yaitu: Pertama, kurangnya kompetensi dan keterampilan Guru dalam membuat model pembelajaran yang lebih menyenangkan, sehingga membuat siswa mulai merasa bosan belajar di rumah. Kedua, masih ada siswa yang tinggal di daerah pedalaman yang susah sinyal dan aksesnya sehingga tidak dapat secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran online. Kemudian, Sekolah belum dapat memberikan wadah untuk Guru dan siswa dalam menggunakan aplikasi yang sama yang sudah disepakati bersama. Selanjutnya pembelajaran daring memerlukan kuota internet, sehingga orang tua perlu menyediakan dana lebih untuk memfasilitasi anaknya dalam belajar di rumah. Hal ini sangat memberatkan di saat ekonomi yang saat ini lagi sulit.
Dari penjelasan yang dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang cukup besar bagi setiap aspek kehidupan, terutama pendidikan.
Penulis menyarankan bahwa hambatan yang ada dalam proses pembelajaran daring dapat diatasi dengan meningkatkan kompetensi dan keterampilan Guru dalam menggunakan model pembelajaran daring yang lebih sederhana. Misalnya, penggunaan email dalam mengirim dokumen, dan atau membuat video pembelajaran yang berisi slide-slide dengan merekam suara Guru dalam menjelaskan materi, tanpa melalui live streaming yang memakan banyak kuota internet. Jadi saat mendownload dokumen dan video pembelajaran hanya memerlukan lebih sedikit kuota internet. Melalui email, Guru dapat memberikan komentar dan umpan balik pada tulisan melalui pengeditan dokumen. Dengan satu kali mendownload video pembelajaran, siswa dapat mengulang-ulang presentasi pembelajaran di rumah bebas akses tanpa memerlukan internet.
Akhir kata, marilah kita bersama-sama dengan Pemerintah dan pihak lainnya saling bahu-membahu belajar dan bekerja dari rumah agar pandemi Covid-19 bisa segera hilang. Sehingga proses belajar mengajar dapat kembali kita lakukan di sekolah.