Website SMA Negeri -  1 Pangkalan Bun

Kontak

  • Telp
    0532-21233
  • Fax
    0532-21233
  • Email
    sma1pbun@yahoo.co.id

Layanan Lain

  • Cek Absen Online
  • Kemdikbud
  • Sertifikasi Guru
  • BSE
  • Rumah Belajar

Statistik Pengunjung

Total Pengunjung :
IP address anda : 44.212.94.18

IDUL QURBAN CERMIN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN ISLAM

Umum - 02 November 2022

IDUL QURBAN CERMIN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN ISLAM

Oleh Drs. Ridwan (Kepala SMAN 1 P.Bun)

Disampaikan pada Shalat Idul Adha 2022 di Lap. Sampuraga Lama

 

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Wa lillahi hamd.

Kaum Muslimin jamah shalat Idul Adha Rahimakumullah

 

Rasa syukur yang mendalam sudah selayaknya kita haturkan kepada Allah

swt yang memberikan limpahan kenikmatan yang tidak ada putus-putusnya.

Termasuk kenikmatan, keselamatan, kesehatan dan keimanan untuk menunaikan shalat idul Adha pada pagi hari ini semoga menambah iman dan taqwa kepada Allah swt yaitu janji setia menunaikan perintah Allah dan menghindari larangan-laranganNya. Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

 

Idul Adha yang ditunaikan umat islam terikat didalamnya dua momentum kegiatan ibadah yaitu ritual ibadah Haji ke Baitullah dan ritual ibadah social penyembelihan hewan qurban.

 

Momentum ritual ibadah Haji secara fisik hadir secara langsung di Mekkah diperuntkan bagi yang mampu sesuai firman Allah surat Ali Imran ayat 97

 

 

Artinya: Ibadah Haji dengan menunaikan Ihram sebagai simbol bahwa manusia dimata Tuhan sama tanpa membedakan apapun gelar yang disandangnya di dunia. Mengerjakan Thawaf melambangkan sebagai titik akhir kehidupan manusia adalah menghadap Allah kendati melakukan berbagai siklus atau jalan hidup yang beraneka ragam. Sa’i menggambarkan mencari sumber kehidupan tanpa harus putus asa. Wukuf di arafah dimaknai sebagai diamnya hati bersama Allah. Melontar Jumrah sebagai usaha dengan semangat mengusir pikiran-pikiran, nafsu amarah yang selalu bersarang dalam diri manusia kemudian Tahallul.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahil Hamd.

Kaum Muslimin Jama’ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah

 

Momentum Idul qurban mengingatkan kepada umat manusia lebih khusus kepada umat islam terhadap dua peristiwa yang terjadi pada dua generasi yang berbeda. Berbeda masanya dan berbeda sebab-sebab kejadiannya.

 

1.    Quban Generasi Adam as (Qabil dan Habil)

 

Sejarah berqurban telah dipraktikan oleh putra nabi Adam as. Qabil dan Habil. Qurban ketika itu dilaksanakan atas adanya perbedaan pandangan, perbedaan keinginan terhadap pilihan pasangan hidup, pilihan calon istri bagi kedua putra Adam as. Yang belum dapat menerima untuk melaksanakan syariat yang berlaku masa itu.

Berdasarkan penjelasan tafsir Ibnu Katsir bahwa
syariat yang diterapkan pada masa itu (karena darurat) adalah setiap anak adam dinikahkan secara silang antara kembar yang satu dengan kembar yang berikutnya.

Dimana kembarnya qabil ketentuannya nikah dengan kembarnya habil. Namun diantara keduanya terjadi beda pendapat keinginan dalam memilih pasangan istri  dimana qabil ingin menikahi adik kembarnya sendiri bernama Iqlima yang konon kabarnya cantik dibandingkan dengan kembarnya habil yang paras rupanya kurang cantic.

 

memperhatikan perbedaan keinginan ini Adam as memanggil kedua putranya untuk bermuasyawarah bahwa untuk menetapkan pilihan pasangan istri harus tunaikan qurban. Qabil yang seorang petani berkurban dengan hasil kebun miliknya. Sementara Habil yang hidup sebagai peternak berkurban dengan seekor kambing terbaik yang ia miliki. Jika kurban Habil diterima Allah swt,maka habil yang berhak menikahi Iqlimah dan Qabil menikahi Labuda. Yang pada akhirnya qurban Habil diterima dan menikahi Iklimah.


Kisah Qabil dan Habil ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat
Al Maidah ayat 27

Artinya, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 27)

 

Artinya praktik pendidikan qurban sudah terjadi sejak adanya manusia dan qurban memerlukan perjuangan suci dengan harta dan hasil perolehan yang suci pula agar memperoleh ridho Allah SWT sebagaimana harta benda yang diqurbankan oleh Habil yang diterima Allah dan berhak atasnya menikahi kembar Qabil bernama Iklimah.

 

Praktik pendidikan berqurban seperti ini penting bagi umat islam dewasa ini untuk meneladaninya agar terjadi keseimbangan antara daftar keinginan dengan kemampuan serta kemerdekaan, kebebasan memilih dengan taat pada aturan atau syariat yang berlaku. Kendatipun posisi, kedudukan berada pada puncak kekuasaan, unit-unit kekuasaan musyawarah menjadi penting untuk ditegakan sebagaimana kekuasaan yang dimiliki nabi Adam as yang tetap mengedepankan musyawarah dengan putranya. Kendati sesungguhnya nabi Adam as dapat memutuskan sendiri tanpa musyawarah tetapi dalam keluarga utamanya adalah menciptakan harmonisasi. Demikian juga kita dengan anak-anak dan keluarga kita perlunya memusyawarahkan terhadap keinginan yang berbeda atau keinginan yang sama untuk dikomunikasikan dengan baik, Bahasa yang baik, etika yang baik, santun dan lemah lembut. Dari keluargalah pondasi praktik pendidikan kepemimpinan islam yang akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat luas.

 

 

2.      Pengurbanan Ismail

 

Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahi Hamdu.

Kaum Muslimin jamaah shalat Idul Adha Rahimakumullah.

 

Syariat penyembelihan qurban pada hari raya Idul adha terilhami dari peristiwa yang dialami oleh Khalilullah Nabi Ibrahim a.s. dengan putranya Nabi Ismail a.s.. Peristiwa yang

menggambarkan dengan agungnya betapa menakjubkan keimanan dan ketaqwaan hamba-hamba pilihan Allah, Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail as.

Tidak hanya sang ayah dan sang anak, namun sang ibu juga. Sebab tidak akan ada di

zaman sekarang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya merelakan buah hatinya

dikurbankan.

 

Peristiwa ini terekam abadi dalam al-Qur’an surah ash-Shaaffaat ayat 102

 

 

Artinya: Tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab, hai bapakku, kerjakanlah apa yangdiperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

 

keimanan, ketaqwaan, keikhlasan dan cinta yang tembus antara Allah dengan hambanya maka pertolongan serta kemudahan demi kemudahannya pun dikaruniakan Allah kepada Nabi Ibrahim as sekeluarga serta nabi-nabi lain yang cinta kepada Allah tanpa pamrih sesuai dengan janji allah dalam surat Muhammad ayat 7

 

Artinya: wahai org beriman, jika kalian menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

 

Berkat keimanan yang teguh, kokoh itulah ujian dan cobaan yang ditujukan kepada nabi Ibrahim as untuk menyembelih anak kandungnya Ismail as sebagai qurban diganti oleh Allah dengan seekor domba sekaligus memperjelas bahwa yang diqurban BUKAN manusia, akan tetapi yang harus disingkirkan pada manusia adalah firus-firus kerakusan, yang harus dibersihkan adalah karakter, tabiat yang melanggar aturan, norma, adat istiadat. Karena itu hakekat qurban adalah menuju keridhaan Allah. Firman Allah surat Al Hajj ayat 37.

 

Artinya: daging dan darahnya sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya.

 

 

3.      Pengorbanan seorang Ibu (siti Hajar)

 

Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahi Hamdu.

 

Ibunda Hajar merupakan pejuang yang mengorbankan jiwa raga demi menjaga keseimbangan hidup yang patuh sebagai wujud janji setia kepada Suami (nabi Ibrahim as) disatu sisi dan bertanggung jawab memelihara anak (Ismail) yang dipesankan oleh Ibrahim as di sisi lain dalam kondisi sendirian hidup di sebuah lembah di Mekkah. Hajar adalah teladan bagi ibu-ibu dalam menjaga keutuhan keluarga sebab hajar bersama putranya Ismail ditinggalkan oleh ayahnya nabi Ibrahim di lembah Mekkah sementara nabi Ibrahim melaksanakan tugas dakwah di tempat yang lain.  

Pada suatu waktu bahan makanan yang dibawa Hajar sudah habis maka Hajar mencari makanan dan minuman untuk putranya disekitar lembah maka yang dilakukan Hajar adalah naik turun antara bukit safa dan marwah sehingga sampai beberapa kali bolak balik naik turun antara bukit shafa dan marwah maka ditemukannlah air yang terpancar dari bumi secara spontan seakan-akan ia berbicara dengan air “hai air kumpul lah disini, kumpullah di sini” sambil memberi batas lingkar air agar tidak cepat habis ditelan bumi yang sampai sekarang air itu bernama “zam-zam” yang berarti kumpullah, kumpullah.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.

 

Memperhatikan pengorbanan, perjuangan Ibunda Hajar maka menjadi penting untuk pelajaran, baik dikala haji yaitu sa’i dimana pada saat Jemaah haji melaksanakan Sa’i maka yang dikenang adalah perjuangan dan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya yang mencari makanan minuman demi keberlangsungan hidup anaknya. Semoga anak-anak selalu taat dan sayangi ibunya, selalu bersedia dengan ikhlas menyenangkan hati ibunya, tidak ada lagi anak menitipkan ibu di panti-panti jompo, di panti asuhan, tidak ada lagi anak menjadikan ibu sebagai pembantu, jangan ada lagi anak membentak atau memarahi ibu.

 

Ibu adalah ahli gizi, ibu adalah ahli tata busana, ibu adalah ahli perawat yang mengurut dari ujung kaki sampai ujung rambut, ibu adalah ahli memasak, ibu adalah ahli merias baik wajah, rias rambut dll, ibu telah menyiapkan dan merawat segala macam keperluan anak-anaknya, maka sampai hatikah, tegakah kita menelantarkannya, memusuhinya. Maka dari itu mari bertafakur, merenung, bermuhasabah diri masing-masing akan keterpanggilan menghormati, menyayangi ibu….

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Peristiwa Ibadah Haji, ibadah Qurban telah memberikan andil yang sangat berarti bagi keberlangsungan pendidikan kepemimpinan islam sepanjang zaman.

Qurban qabil dan habil menjadi contoh profil cara-cara berdemokrasi bahwa kendati nabi Adam berkuasa namun menyelesaikan konflik kepentingan pada putranya dilakukan musyawarah dan memilih opsi untuk berqurban dalam menentukan pilihan pasangan istri.

Qurban pada fase IsmaiL memberikan gambaran keteladanan pendidikan kepempinan islam yang sangat mulia karena atas keimanan, ketaqwaan dan cinta kepada Allah swt keinginan untuk melanjutkan penyembelihan Ismail terhenti karena dalam waktu yang singkat digantikan oleh Allah berupa esekor domba. Ini sebagai gambaran bahwa manusia tidak boleh dibunuh, kecuali perangai dan tabiat yang tidak baik yang harus dibersihkan.

Hajar adalah contoh terbaik yang diteladani dan anak-anak wajib menghormati, menyayangi ibu.

 

Baca Juga

0 Komentar

Belum ada komentar

Kirim Komentar

Nama Anda

Kota

Email

Komentar