IDUL QURBAN CERMIN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN ISLAM
Oleh Drs. Ridwan (Kepala SMAN 1 P.Bun)
Disampaikan pada Shalat Idul Adha 2022 di Lap.
Sampuraga Lama
Allahu Akbar Allahu Akbar Wa lillahi hamd.
Kaum
Muslimin jamah shalat Idul Adha Rahimakumullah
Rasa
syukur yang mendalam sudah selayaknya kita haturkan kepada Allah
swt
yang memberikan limpahan kenikmatan yang tidak ada putus-putusnya.
Termasuk kenikmatan, keselamatan,
kesehatan dan keimanan untuk menunaikan shalat idul Adha pada pagi hari ini
semoga menambah iman dan taqwa kepada Allah swt yaitu janji setia menunaikan
perintah Allah dan menghindari larangan-laranganNya.
Shalawat serta salam marilah senantiasa kita haturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw.
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah
Idul Adha yang ditunaikan umat islam
terikat didalamnya dua momentum kegiatan ibadah yaitu ritual ibadah Haji ke
Baitullah dan ritual ibadah social penyembelihan hewan qurban.
Momentum ritual ibadah Haji secara fisik
hadir secara langsung di Mekkah diperuntkan bagi yang mampu sesuai firman Allah
surat Ali Imran ayat 97
Artinya: Ibadah Haji dengan menunaikan
Ihram sebagai simbol bahwa manusia dimata Tuhan sama tanpa membedakan apapun
gelar yang disandangnya di dunia. Mengerjakan Thawaf melambangkan sebagai titik
akhir kehidupan manusia adalah menghadap Allah kendati melakukan berbagai
siklus atau jalan hidup yang beraneka ragam. Sa’i menggambarkan mencari sumber
kehidupan tanpa harus putus asa. Wukuf di arafah dimaknai sebagai diamnya hati
bersama Allah. Melontar Jumrah sebagai usaha dengan semangat mengusir
pikiran-pikiran, nafsu amarah yang selalu bersarang dalam diri manusia kemudian
Tahallul.
Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahil
Hamd.
Kaum Muslimin Jama’ah Shalat Idul Adha
Rahimakumullah
Momentum Idul qurban mengingatkan kepada
umat manusia lebih khusus kepada umat islam terhadap dua peristiwa yang terjadi
pada dua generasi yang berbeda. Berbeda masanya dan berbeda sebab-sebab
kejadiannya.
1.
Quban Generasi
Adam as (Qabil dan Habil)
Sejarah berqurban telah dipraktikan oleh putra nabi Adam as. Qabil dan
Habil. Qurban ketika itu dilaksanakan atas adanya perbedaan pandangan,
perbedaan keinginan terhadap pilihan pasangan hidup, pilihan calon istri bagi
kedua putra Adam as. Yang belum dapat menerima untuk melaksanakan syariat yang
berlaku masa itu.
Berdasarkan
penjelasan tafsir Ibnu Katsir bahwa
syariat yang diterapkan pada masa itu (karena
darurat) adalah setiap anak adam dinikahkan secara silang antara kembar yang
satu dengan kembar yang berikutnya.
Dimana kembarnya qabil ketentuannya nikah dengan kembarnya habil. Namun
diantara keduanya terjadi beda pendapat keinginan dalam memilih pasangan istri dimana qabil ingin menikahi adik kembarnya
sendiri bernama Iqlima yang konon kabarnya cantik dibandingkan dengan kembarnya
habil yang paras rupanya kurang cantic.
memperhatikan perbedaan keinginan ini Adam as memanggil kedua putranya
untuk bermuasyawarah bahwa untuk menetapkan pilihan pasangan istri harus
tunaikan qurban. Qabil
yang seorang petani berkurban dengan hasil kebun miliknya. Sementara Habil yang
hidup sebagai peternak berkurban dengan seekor kambing terbaik yang ia miliki.
Jika kurban Habil diterima Allah swt,maka habil yang berhak menikahi
Iqlimah dan Qabil menikahi Labuda. Yang pada akhirnya qurban Habil diterima dan
menikahi Iklimah.
Kisah Qabil dan Habil ini diabadikan dalam
Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 27
Artinya, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera
Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan
korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima
(korban) dari orang-orang yang bertakwa.†(QS. Al-Ma’idah [5]: 27)
Artinya praktik pendidikan qurban sudah terjadi sejak adanya manusia dan
qurban memerlukan perjuangan suci dengan harta dan hasil perolehan yang suci
pula agar memperoleh ridho Allah SWT sebagaimana harta benda yang diqurbankan
oleh Habil yang diterima Allah dan berhak atasnya menikahi kembar Qabil bernama
Iklimah.
Praktik pendidikan berqurban seperti ini penting bagi umat islam dewasa
ini untuk meneladaninya agar terjadi keseimbangan antara daftar keinginan
dengan kemampuan serta kemerdekaan, kebebasan memilih dengan taat pada aturan
atau syariat yang berlaku. Kendatipun posisi, kedudukan berada pada puncak
kekuasaan, unit-unit kekuasaan musyawarah menjadi penting untuk ditegakan
sebagaimana kekuasaan yang dimiliki nabi Adam as yang tetap mengedepankan
musyawarah dengan putranya. Kendati sesungguhnya nabi Adam as dapat memutuskan
sendiri tanpa musyawarah tetapi dalam keluarga utamanya adalah menciptakan
harmonisasi. Demikian juga kita dengan anak-anak dan keluarga kita perlunya
memusyawarahkan terhadap keinginan yang berbeda atau keinginan yang sama untuk
dikomunikasikan dengan baik, Bahasa yang baik, etika yang baik, santun dan
lemah lembut. Dari keluargalah pondasi praktik pendidikan kepemimpinan islam
yang akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat luas.
2.
Pengurbanan
Ismail
Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahi
Hamdu.
Kaum Muslimin jamaah shalat Idul Adha
Rahimakumullah.
Syariat penyembelihan
qurban pada hari raya Idul adha
terilhami dari peristiwa yang dialami oleh Khalilullah Nabi
Ibrahim a.s. dengan putranya Nabi Ismail a.s.. Peristiwa yang
menggambarkan
dengan agungnya betapa menakjubkan keimanan dan ketaqwaan hamba-hamba pilihan Allah, Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail as.
Tidak
hanya sang ayah dan sang anak, namun sang ibu juga. Sebab tidak akan ada di
zaman
sekarang seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya merelakan buah hatinya
dikurbankan.
Peristiwa
ini terekam abadi dalam al-Qur’an surah ash-Shaaffaat ayat 102
Artinya: Tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu! Ia
menjawab, hai bapakku, kerjakanlah apa yangdiperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
keimanan,
ketaqwaan, keikhlasan dan
cinta yang tembus antara Allah
dengan hambanya maka pertolongan serta kemudahan demi kemudahannya pun
dikaruniakan Allah kepada Nabi Ibrahim as sekeluarga serta nabi-nabi lain yang
cinta kepada Allah tanpa pamrih sesuai dengan janji allah dalam surat Muhammad
ayat 7
Artinya:
wahai org beriman, jika kalian menolong agama Allah niscaya Allah akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Berkat keimanan yang teguh, kokoh itulah ujian dan
cobaan yang ditujukan kepada nabi Ibrahim as untuk menyembelih anak kandungnya
Ismail as sebagai qurban diganti oleh Allah dengan seekor domba sekaligus
memperjelas bahwa yang diqurban BUKAN manusia, akan tetapi yang harus
disingkirkan pada manusia adalah firus-firus kerakusan, yang harus dibersihkan
adalah karakter, tabiat yang melanggar aturan, norma, adat istiadat. Karena itu
hakekat qurban adalah menuju keridhaan Allah. Firman Allah surat Al Hajj ayat
37.
Artinya: daging dan darahnya sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya.
3. Pengorbanan
seorang Ibu (siti Hajar)
Allahu Akbar
Allahu Akbar wa lillahi Hamdu.
Ibunda Hajar merupakan pejuang yang
mengorbankan jiwa raga demi menjaga keseimbangan hidup yang patuh sebagai wujud
janji setia kepada Suami (nabi Ibrahim as) disatu sisi dan bertanggung jawab memelihara
anak (Ismail) yang dipesankan oleh Ibrahim as di sisi lain dalam kondisi
sendirian hidup di sebuah lembah di Mekkah. Hajar adalah teladan bagi ibu-ibu
dalam menjaga keutuhan keluarga sebab hajar bersama putranya Ismail
ditinggalkan oleh ayahnya nabi Ibrahim di lembah Mekkah sementara nabi Ibrahim
melaksanakan tugas dakwah di tempat yang lain.
Pada suatu waktu bahan makanan yang dibawa
Hajar sudah habis maka Hajar mencari makanan dan minuman untuk putranya
disekitar lembah maka yang dilakukan Hajar adalah naik turun antara bukit safa
dan marwah sehingga sampai beberapa kali bolak balik naik turun antara bukit
shafa dan marwah maka ditemukannlah air yang terpancar dari bumi secara spontan
seakan-akan ia berbicara dengan air “hai air kumpul lah disini, kumpullah di
sini†sambil memberi batas lingkar air agar tidak cepat habis ditelan bumi yang
sampai sekarang air itu bernama “zam-zam†yang berarti kumpullah, kumpullah.
Allahu Akbar Allahu Akbar Wa Lillahil
Hamd.
Memperhatikan pengorbanan, perjuangan
Ibunda Hajar maka menjadi penting untuk pelajaran, baik dikala haji yaitu sa’i
dimana pada saat Jemaah haji melaksanakan Sa’i maka yang dikenang adalah
perjuangan dan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya yang mencari makanan
minuman demi keberlangsungan hidup anaknya. Semoga anak-anak selalu taat dan
sayangi ibunya, selalu bersedia dengan ikhlas menyenangkan hati ibunya, tidak
ada lagi anak menitipkan ibu di panti-panti jompo, di panti asuhan, tidak ada
lagi anak menjadikan ibu sebagai pembantu, jangan ada lagi anak membentak atau
memarahi ibu.
Ibu adalah ahli gizi, ibu adalah ahli tata
busana, ibu adalah ahli perawat yang mengurut dari ujung kaki sampai ujung
rambut, ibu adalah ahli memasak, ibu adalah ahli merias baik wajah, rias rambut
dll, ibu telah menyiapkan dan merawat segala macam keperluan anak-anaknya, maka
sampai hatikah, tegakah kita menelantarkannya, memusuhinya. Maka dari itu mari
bertafakur, merenung, bermuhasabah diri masing-masing akan keterpanggilan
menghormati, menyayangi ibu….
Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahil-Hamd.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah
Peristiwa Ibadah Haji, ibadah Qurban telah memberikan
andil yang sangat berarti bagi keberlangsungan pendidikan kepemimpinan islam
sepanjang zaman.
Qurban qabil dan habil menjadi contoh profil cara-cara
berdemokrasi bahwa kendati nabi Adam berkuasa namun menyelesaikan konflik
kepentingan pada putranya dilakukan musyawarah dan memilih opsi untuk berqurban
dalam menentukan pilihan pasangan istri.
Qurban pada fase IsmaiL memberikan gambaran
keteladanan pendidikan kepempinan islam yang sangat mulia karena atas keimanan,
ketaqwaan dan cinta kepada Allah swt keinginan untuk melanjutkan penyembelihan
Ismail terhenti karena dalam waktu yang singkat digantikan oleh Allah berupa
esekor domba. Ini sebagai gambaran bahwa manusia tidak boleh dibunuh, kecuali
perangai dan tabiat yang tidak baik yang harus dibersihkan.
Hajar adalah contoh terbaik yang diteladani dan
anak-anak wajib menghormati, menyayangi ibu.