PUASA
MERUBAH PERILAKU HIDUP MANUSIA
Oleh: Drs. Ridwan
(Kepala
SMA Negeri 1 Pangkalan Bun-Kalteng)
PENDAHULUAN
Pembangunan moral bangsa menjadi perhatian
penting bagi pemerintahan Joko Widodo melalui program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Bagi masyarakat islam pendidikan moral, akhlak baik akhlak
kepada Allah, kepada sesama manusia maupun kepada lingkungan sekitar adalah keharusan
yang dalam keseharian diimplementasikan sebagai bentuk amal saleh.
Bulan Ramadhan yang diyakini kaum muslimin
sebagai bulan rahmat, mubarok, dan magfirah memiliki magnit, spirit yang sangat
tinggi untuk menerapkan nilai-nilai moral, akhlak dengan praktik ibadah yang
sangat padat untuk mengejar predikat takwa sebagaimana firman Allah dalam surat
al baqarah ayat 183 yaitu;
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Spirit umat islam menjalankan ibadah Ramadhan dengan tujuan takwa
tersebut menjadi modal besar bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita
Presiden Joko Widodo dengan pendidikan
karakter. Artinya umat islam menjadi posisi sentral dalam mengawal dan
menerapkan kebijakan Presiden, Pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang
berakhlakul karimah, bermoral Pancasila.
Spirit umat islam berpuasa pada bulan Ramadhan merupakan pendidikan
moral untuk menciptakan manusia yang berkepribadian muslim (Ahmad
D.Marimba:1989:46), menjadi insanul kamil, manusia taqwa untuk mengawal
pembangunan moral bangsa dimana dosa-dosanya diampuni Allah swt sebagaimana
Ibnu Mas’ud ra. Berkata “tidaklah hamba Allah keluar dari bulan Ramadhan
kecuali telah diampuni semua dosanya, dibangunkan baginya dari setiap tasbih dan
tahlil yang ia ucapkan sebuah rumah di dalam syurga..., yang di dalamnya ada
bidadari yang memakai dua gelang emas yang bertahtakan permata merah yang dapat
menerangi bumiâ€.(Tanbihul Ghafilin:532)
Puasa Ramadhan adalah
Institusi untuk mendidik dan melatih generasi bangsa mulai dari anak-anak usia
dini, anak-anak belum baliq sampai kepada orang tua adalah untuk mendidik mental, moral, jiwa yang
lembut, sejuk, penyayang, mengandalkan kecerdasan spiritual, mengendalikan hawa
nafsu dengan jalan menguasai nafsu-nafsu rendah yang mengganggu nilai puasa,
seperti marah, Fitnah, Ghibah, kikir, hasad, iri, riya, dll sehingga dalam
berpuasa benar-benar melatih dan menguji keasadaran akan adanya Allah yang Maha hadir dalam setiap
ruang dan waktu guna menjadi umat yang akan menyelamatkan Indonesia dari tercecernya akhlak bangsa.
Masyarakat Bima
sebagai komunitas Religius Islami memegang peranan penting untuk merawat,
menjunjung tinggi dan menegakaan ajaran Islam sebagai pesan suci yang
diamanatkan oleh orang tua kepada kita di rantauan sekaligus sebagai upaya
merawat nila-nilai kebhinnekaan, kebangsaan dalam tatanan kehidupan sosial di
Kabupaten Kotawaringin Barat atau dimanapun kita berada seperti yang selalu
diingatkan oleh ketua Paguyuban (Muhammad AR) “dimana tanah dipijak disitu langit dijunjungâ€.watak dan karakter
dari kampung halaman dikolaborasikan, diadaptasikan dengan kehidupan sosial
setempat.
Perilaku seperti
tersebut menjadi cerminan bagi umat yang berpuasa karena puasa adalah proses
pembersihan diri sebagaimana hadis nabi yang sangat populer
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ Ø¥Ùيمَاناً وَاØÙ’ØªÙØ³ÙŽØ§Ø¨Ø§Ù‹ غÙÙÙØ±ÙŽ Ù„ÙŽÙ‡Ù Ù…ÙŽØ§ تَقَدَّمَ Ù…Ùنْ
ذَنْبÙÙ‡Ù
Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala,
maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.†(HR. Bukhari, Muslim, )
Perilaku hamba Allah yang mencapai taqwa yaitu:
Artinya: (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Diriwayatkan Abu
Hurairah ra Rasulullah bersabda yang artinya:
“dari Abu Hurairah
RA., ia berkata, Rasulullah SWA. Bersabda, “siapa yang tidak meninggalkan
perkataan dusta dan malah mengerjakannya, maka tidak ada pahala di sisi Allah (Allah
tidak butuh kepadanya) meninggalkan makan dan minum.(HR.Bukhari)
LIMA PERUBAHAN
PERILAKU HASIL PUASA
1.
Gemar berbagi
Pada aspek sosial
puasa memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi para dermawan serta kaum
muslimin sesuai dengan kemampuannya. Ayat di atas memberikan gambaran bahwa
para penghuni syurga itu diantaranya adalah mereka yang gemar berbagi dengan
hartanya, dengan ilmunya, dengan tenaganya, dengan waktunya, dengan profesi
dokternya, pengacara, wartawan, politisi dan lain-lain. Dengan amaliah-amaliah
tersebut merupakan gambaran akan penerapan amalan dari puasa ramadhan yang
berpengaruh positif dalam kehidupan baik bagi diri sendiri, keluarga dan
pengaruhnya pada orang lain.
Perilaku sosial yang
positif tersebut sesuai dengan hak-hak muslim dengan muslim yang lainnya yaitu
hak menjawab salam, hak menjenguk orang yang sakit, hak mengantarkan jenazah,
hak menghadiri undangan, dan hak mendoakan orang yang bersin.
2.
Menjaga Lisan
Lidah adalah organ
tubuh yang terampil menuturkan kalimat menjadi alat untuk menyapa mengangkat
kehormatan dan kemuliaan seseorang disatu sisi tetapi disisi lain dapat menjerumuskan
seseorang jika tidak dapat mengelola informasi dengan bijak, karena itu puasa
Ramadhan membimbing lisan manusia beriman untuk fokus pada kata-kata dan
tulisan yang menyejukan atau diam. Diingatkan oleh Rasulullah saw dalam
hadisnya:
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya
dia berkata yang baik atau diam†(HR. Abu Hurairah)
Cerita tentang pengendalian diri dalam berlisan atau puasa lisan
dicontohkan Islam kepada seorang perempuan bernama Maryam yang mana kala itu Maryam bernazar puasa untuk
tidak berbicara seperti firman Allah surat Maryam ayat 26:
Firman Allah surat Maryam ayat 26
Artinya: Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu.
jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku
telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
Dalam Tafsir Al Misbah bahwa Ibunda Maryam bernazar untuk berpuasa dengan
tidak berbicara agar ia dapat istirahat dari ocehan orang atas anak yang
dilahirkannya serta menjaga kesucian dirinya, sehingga ketika ditanya tentang
anak yang digendongnya maka Maryam hanya menunjuk kepada sang bayi dan spontan bayi yang bernama Isa itu berkata:
Artinya: berkata Isa: "Sesungguhnya
aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang Nabi,
Panduan tersebut mengajarkan bahwa betapa islam
berperan aktif memberikan pengajaran tentang kehati-hatian mengeluarkan kata-kata dan tulisan termasuk gerak
tubuh yang mengakibatkan dampak negatif bagi keberlangsungan harmonisasi
kehidupan antar sesama manusia. Lebih-lebih pada zaman teknologi yang serba
terbuka dewasa ini sehingga tidak ada ruang dan kamar yang tidak terpantau oleh
media teknologi bahkan tidak sedikit di antara umat manusia terciderai
harmonisasinya lantaran kurang terkendalinya nafsu lisan seperti berita bohong
(fitnah) yang meluas pada seorang ibu yang terhormat di masa nabi Muhammad swa
yaitu ‘Aisyah istri nabi. Pada suatu waktu sepulang dari
perang ‘Aisyah berjalan sendiri menuju
kota Madinah. Di tengah perjalanan ditemukan oleh seorang sahabat Nabi bernama
Shafwan Ibnu Mu'aththal dan diajak untuk pulang berama-sama ke Madianh dengan
mengendarai Unta sementara Shafwan mengawal dengan jalan kaki. Setibanya di
Madinah orang-orang yang melihat mereka membicarakannya sehingga tersebar luas
di Madinah berita bohong atas 'Aisyah
r.a. lantaran berjalan bersama sahabat
nabi bernama Shafwan Ibnu Mu'aththal.
Tentang berita bohong ini dijelaskan firman Allah
dalam surat An Nur ayat 11.
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan
kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan
ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari
dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian
yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.
Berdasarkan
keterangan dan contoh di atas maka untuk mengendalikan saluran informasi dari
masyarakat maka negara mengatur larangan
atau stop HOAX, Pornografi, ujaran kebencian dan SARA agar setiap warga negara
memperoleh jaminan keamanan dan perlindungan hukum guna menghindari perpecahan
antar warga negara sebagaimana yang pernah dialami oleh dua perempuan hebat yaitu Ibunda
Maryam dan ‘Aisyah r.a. Oleh karena itu pesan
moral yang menjadi spirit Ramadhan untuk bangsa mari jaga lisan kita, mari gunakan
alat Teknologi dengan bijak yang bermanfaat bagi kecerdasan spiritual, bagi
keberlangsungan harmonsasi hidup yang terhormat dan bermartabat antar sesasma bukan digunakan untuk propaganda, adu
domba, bukan untuk menyebar fitnah, gibah dan dusta.
Rasulullah
SAW mengajarkan kepada
umatnya jagalah lisanmu dari segala ucapan, kecuali ucapan-ucapan yang baik,
sehingga kamu mendapat manfaatâ€. Karena itu kalau bukan kewenangan untuk menyalurkan informasi, kalau
tidak jelas sumber informasi, kalau informasinya tidak benar maka jangan
disebarkan dan ikutilah pesan nabi “diam itu Emasâ€.
3. Menahan amarahnya
Keberhasilan
puasa ramadhan adalah kemampuan mengelola nafsu amarah karena pekerjaan terbesar manusia adalah bagaimana nafsu itu
tidak menciderai nilai-nila kemanusiaan.
Cerita
yang menjadi teladan bagi manusia sebagai hamba allah yang telah melaksanakan
puasa adalah sikap hidup yang dicontohkan Umar Bin Khattab
Diceritakan bahwa Umar bin Khattab sebelum
masuk islam adalah musuh nabi, sehingga pada suatu waktu berkeinginan untuk
membunuh nabi namun setelah sampai di kediaman nabi justru menyaksikan adik
kandungnya Fatimah belajar membaca al quran dengan nabi sehingga Umar semakin
naik tensi kemarahannya maka beliau pukul adiknya sehingga bercucuran darah kemudian
dimintanya lembaran al quran itu dan dibacanya :
Artinya : Thaahaa.Kami tidak menurunkan Al
Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi
orang yang takut (kepada Allah),...
dikala membaca lembaran al quran itu
gemetar jiwa Umar kemudian beliau bergegas bertemu nabi untuk menyatakan masuk
islam sehingga nafsu yang memuncak itu terkendali berkat al quran. Karena itu
bulan Ramadhan sebagai bulan al quran tentu menjadi indah, damai, tenang jika
bibir dihiasi dengan ucapan-ucapan yang indah, baik dan benar.
Menurut syari’at Islam bahwa orang yang
kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
Darinya (Abu
Hurairah) Radhiallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam
bersabda “Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai
bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya
ketika marahâ€.
dan “Barangsiapa menahan amarah padahal ia
mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat Allah
akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya
untuk memilih bidadari yang ia sukaiâ€.
4. Memaafkan
segalanya
Memaafkan adalah sikap hidup yang dirasa
paling berat pada manusia karena ego status sosial tetapi sebagai mukmin
mukminat yang berhasil memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu karena ibadah
puasa maka kesadaran Ketuhanan akan
tinggi. sikap pemaaf adalah pilihan terbaiknya sebagaimana yang
dicontohkan Nabi Muhammad saw dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pada masa perang Uhud yang dimenangkan
oleh kaum Quraisy dimana setelah perang selesai
Nabi saw bersama para shabat ke lembah Uhud untuk mencari jenazah para
syuhada termasuk paman beliau bernama
Hamzah bin ‘Abdul Muthalib dimana ditemukan dengan kondisi dada robek dan isi
perut tercincang. Menyaksikan kondisi jenazah pamannya yang sangat
memprihatinkan dan belum pernah menyaksikan peristiwa semacam itu, Nabi saw
marah dan bersumpah:
“Demi
Allah! Andaikan suatu ketika Tuhan memberikan kemenangan kepada kami, niscaya
akan aku aniaya dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari
bangsa Arabâ€
Dengan ucapan sumpah yang
penuh emosi itu, turunlah Firman Allah yang menegur sikap Nabi saw:
Artinya: dan jika
kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan
yang ditimpakan kepadamu, akan tetapi
jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang
sabar. bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka
dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (An
Nahl: 126-127)
Pada surat al
Imran ayat 159 Allah swt juga mengingatkan yang
artinya: Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu., ....
Demkian juga pada
peristiwa penaklukan kota Mekkah dimana Rasulullah diingatkan untuk tidak
dendam dengan kaum yang dulunya memusuhi nabi melainkan memberi maaf,
mensucikan Allah, dan bertobat kepada Allah sebagaimana diceritakan dalam surat
An Nasrhr yang
Artinya: apabila
telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,dan kamu Lihat manusia masuk
agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Ayat tersebut
menggambarkan bahwa betapa kebesaran
hati Rasulullah saw sebagai teladan umat islam dalam mengelola sumber daya manusia
yang berbeda-beda karena setelah Nabi saw menerima wahyu sebagai teguran atas
sumpahnya Nabi saw mengumpulkan kaum muslimin
mengajak untuk sabar dan tabah serta melarang kaum muslimin melampiaskan
amarah dan dendamnya kepadamusuh.
Belajar dari kasus
tersebut, sangatlah indah kiranya untuk pembelajaran umat manusia Indonesia
agar Indonesia yang berkemajuan dan berperadaban disaksikan oleh generasi
penerus dengan penuh kegembiraan karena dendam dan kebencian adalah kesia-siaan.
5. Gemar membaca Alquran
Secara psikologis al quran memberikan ketenangan
kedamaian bagi pembacanya dan juga bagi pendengar. Namun apakah setiap manusia yang membaca dan atau mendengarkan
bacaan ayat-ayat al quran merasakan suasana ketenangan kedamaian itu atau
mendapatkan rahmat nikmat? hal ini tergantung kepada pelakunya masing-masing.
Dalam al quran ada beberapa contoh sebagai bukti al
quran itu memberi pengaruh kejiwaan pada seseorang.
Sebagai dasarnya dapat kita baca dalam al quran surat
al anfal ayat 2 (Surat ke-8)
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.
Dari ayat ini dijelaskan bahwa tanda orang beriman
adalah gemetar hatinya jika menyebut nama Allah dan bertambah imannya jika
dibacakan al quran.
Ibn Abbas dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan bahwa
orang yang gemetar hatinya jika disebutkan atau mendengan nama dan seruan Allah
maka semakin takut jika tidak segera melaksanakan perintah Allah. Akan gemetar
ketakutan jika tidak segera melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat fitrah,
zakat harta atau sedekah lainnya. Akan gemetar ketakutan jika tidak segera melaksanakan
hak muslim dengan muslim lainnya (menjawab salam, menjenguk yang sakit,
mendoakan yang bersin, menjenguk/mengantarkan jenazah, memberi nasehat) serta
kewajiban-kewajiban lainnya.
Contoh lain tentang kalimat