Website SMA Negeri -  1 Pangkalan Bun

Kontak

  • Telp
    0532-21233
  • Fax
    0532-21233
  • Email
    sma1pbun@yahoo.co.id

Layanan Lain

  • Cek Absen Online
  • Kemdikbud
  • Sertifikasi Guru
  • BSE
  • Rumah Belajar

Statistik Pengunjung

Total Pengunjung :
IP address anda : 44.212.94.18

Puasa Merubah Perilaku Hidup Manusia

Umum - 02 November 2022

PUASA MERUBAH PERILAKU HIDUP MANUSIA

Oleh: Drs. Ridwan

(Kepala SMA Negeri 1 Pangkalan Bun-Kalteng)

 

PENDAHULUAN

Pembangunan moral bangsa menjadi perhatian penting bagi pemerintahan Joko Widodo melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Bagi masyarakat islam pendidikan moral, akhlak baik akhlak kepada Allah, kepada sesama manusia maupun kepada lingkungan sekitar adalah keharusan yang dalam keseharian diimplementasikan sebagai bentuk amal saleh.

Bulan Ramadhan yang diyakini kaum muslimin sebagai bulan rahmat, mubarok, dan magfirah memiliki magnit, spirit yang sangat tinggi untuk menerapkan nilai-nilai moral, akhlak dengan praktik ibadah yang sangat padat untuk mengejar predikat takwa sebagaimana firman Allah dalam surat al baqarah ayat 183 yaitu;

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Spirit umat islam menjalankan ibadah Ramadhan dengan tujuan takwa tersebut menjadi modal besar bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Presiden  Joko Widodo dengan pendidikan karakter. Artinya umat islam menjadi posisi sentral dalam mengawal dan menerapkan kebijakan Presiden, Pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlakul karimah, bermoral Pancasila.

Spirit umat islam berpuasa pada bulan Ramadhan merupakan pendidikan moral untuk menciptakan manusia yang berkepribadian muslim (Ahmad D.Marimba:1989:46), menjadi insanul kamil, manusia taqwa untuk mengawal pembangunan moral bangsa dimana dosa-dosanya diampuni Allah swt sebagaimana Ibnu Mas’ud ra. Berkata “tidaklah hamba Allah keluar dari bulan Ramadhan kecuali telah diampuni semua dosanya, dibangunkan baginya dari setiap tasbih dan tahlil yang ia ucapkan sebuah rumah di dalam syurga..., yang di dalamnya ada bidadari yang memakai dua gelang emas yang bertahtakan permata merah yang dapat menerangi bumi”.(Tanbihul Ghafilin:532)

Puasa Ramadhan adalah Institusi untuk mendidik dan melatih generasi bangsa mulai dari anak-anak usia dini, anak-anak belum baliq sampai kepada orang tua adalah  untuk mendidik mental, moral, jiwa yang lembut, sejuk, penyayang, mengandalkan kecerdasan spiritual, mengendalikan hawa nafsu dengan jalan menguasai nafsu-nafsu rendah yang mengganggu nilai puasa, seperti marah, Fitnah, Ghibah, kikir, hasad, iri, riya, dll sehingga dalam berpuasa benar-benar melatih dan menguji keasadaran akan adanya Allah yang Maha hadir dalam setiap ruang dan waktu guna menjadi umat yang akan menyelamatkan  Indonesia dari tercecernya akhlak bangsa.

Masyarakat Bima sebagai komunitas Religius Islami memegang peranan penting untuk merawat, menjunjung tinggi dan menegakaan ajaran Islam sebagai pesan suci yang diamanatkan oleh orang tua kepada kita di rantauan sekaligus sebagai upaya merawat nila-nilai kebhinnekaan, kebangsaan dalam tatanan kehidupan sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat atau dimanapun kita berada seperti yang selalu diingatkan oleh ketua Paguyuban (Muhammad AR) “dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung”.watak dan karakter dari kampung halaman dikolaborasikan, diadaptasikan dengan kehidupan sosial setempat.

Perilaku seperti tersebut menjadi cerminan bagi umat yang berpuasa karena puasa adalah proses pembersihan diri sebagaimana hadis nabi yang sangat populer

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim, )

Perilaku hamba Allah yang mencapai taqwa yaitu:

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Diriwayatkan Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda yang artinya:

“dari Abu Hurairah RA., ia berkata, Rasulullah SWA. Bersabda, “siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengerjakannya, maka tidak ada pahala di sisi Allah (Allah tidak butuh kepadanya) meninggalkan makan dan minum.(HR.Bukhari)

LIMA PERUBAHAN PERILAKU HASIL PUASA

1.    Gemar berbagi

 

Pada aspek sosial puasa memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi para dermawan serta kaum muslimin sesuai dengan kemampuannya. Ayat di atas memberikan gambaran bahwa para penghuni syurga itu diantaranya adalah mereka yang gemar berbagi dengan hartanya, dengan ilmunya, dengan tenaganya, dengan waktunya, dengan profesi dokternya, pengacara, wartawan, politisi dan lain-lain. Dengan amaliah-amaliah tersebut merupakan gambaran akan penerapan amalan dari puasa ramadhan yang berpengaruh positif dalam kehidupan baik bagi diri sendiri, keluarga dan pengaruhnya pada orang lain.

Perilaku sosial yang positif tersebut sesuai dengan hak-hak muslim dengan muslim yang lainnya yaitu hak menjawab salam, hak menjenguk orang yang sakit, hak mengantarkan jenazah, hak menghadiri undangan, dan hak mendoakan orang yang bersin.

 

2.    Menjaga Lisan

 

Lidah adalah organ tubuh yang terampil menuturkan kalimat menjadi alat untuk menyapa mengangkat kehormatan dan kemuliaan seseorang disatu sisi tetapi disisi lain dapat menjerumuskan seseorang jika tidak dapat mengelola informasi dengan bijak, karena itu puasa Ramadhan membimbing lisan manusia beriman untuk fokus pada kata-kata dan tulisan yang menyejukan atau diam. Diingatkan oleh Rasulullah saw dalam hadisnya:


Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR. Abu Hurairah)

Cerita tentang pengendalian diri dalam berlisan atau puasa lisan dicontohkan Islam kepada seorang perempuan bernama  Maryam  yang mana kala itu Maryam bernazar puasa untuk tidak berbicara seperti firman Allah surat Maryam ayat 26:

Firman Allah surat Maryam ayat 26

 

Artinya:  Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".

Dalam Tafsir Al Misbah bahwa Ibunda Maryam bernazar untuk berpuasa dengan tidak berbicara agar ia dapat istirahat dari ocehan orang atas anak yang dilahirkannya serta menjaga kesucian dirinya, sehingga ketika ditanya tentang anak yang digendongnya maka Maryam hanya menunjuk kepada sang bayi  dan spontan bayi yang bernama Isa itu berkata:

Artinya: berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi,

Panduan tersebut mengajarkan bahwa betapa islam berperan aktif memberikan pengajaran tentang kehati-hatian mengeluarkan kata-kata dan tulisan termasuk gerak tubuh yang mengakibatkan dampak negatif bagi keberlangsungan harmonisasi kehidupan antar sesama manusia. Lebih-lebih pada zaman teknologi yang serba terbuka dewasa ini sehingga tidak ada ruang dan kamar yang tidak terpantau oleh media teknologi bahkan tidak sedikit di antara umat manusia terciderai harmonisasinya lantaran kurang terkendalinya nafsu lisan seperti berita bohong (fitnah) yang meluas pada seorang ibu yang terhormat di masa nabi Muhammad swa yaitu  ‘Aisyah  istri nabi. Pada suatu waktu sepulang dari perang ‘Aisyah berjalan sendiri menuju kota Madinah. Di tengah perjalanan ditemukan oleh seorang sahabat Nabi bernama Shafwan Ibnu Mu'aththal dan diajak untuk pulang berama-sama ke Madianh dengan mengendarai Unta sementara Shafwan mengawal dengan jalan kaki. Setibanya di Madinah orang-orang yang melihat mereka membicarakannya sehingga tersebar luas di Madinah berita bohong  atas 'Aisyah r.a. lantaran  berjalan bersama sahabat nabi bernama  Shafwan Ibnu Mu'aththal.

 

 

 

Tentang berita bohong ini dijelaskan firman Allah dalam surat An Nur ayat 11.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

Berdasarkan keterangan dan contoh di atas maka untuk mengendalikan saluran informasi dari masyarakat  maka negara mengatur larangan atau stop HOAX, Pornografi, ujaran kebencian dan SARA agar setiap warga negara memperoleh jaminan keamanan dan perlindungan hukum guna menghindari perpecahan antar warga negara sebagaimana yang pernah  dialami oleh dua perempuan hebat yaitu Ibunda Maryam dan ‘Aisyah r.a. Oleh karena itu pesan moral yang menjadi spirit Ramadhan untuk bangsa mari jaga lisan kita, mari gunakan alat Teknologi dengan bijak yang bermanfaat bagi kecerdasan spiritual, bagi keberlangsungan harmonsasi hidup yang terhormat dan bermartabat antar sesasma bukan digunakan untuk propaganda, adu domba, bukan untuk menyebar fitnah, gibah dan dusta.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya jagalah lisanmu dari segala ucapan, kecuali ucapan-ucapan yang baik, sehingga kamu mendapat manfaat”. Karena itu kalau bukan kewenangan untuk menyalurkan informasi, kalau tidak jelas sumber informasi, kalau informasinya tidak benar maka jangan disebarkan dan ikutilah pesan nabi “diam itu Emas”.


3. Menahan amarahnya

Keberhasilan puasa ramadhan adalah kemampuan mengelola nafsu amarah karena pekerjaan terbesar manusia adalah bagaimana nafsu itu tidak menciderai nilai-nila kemanusiaan.

Cerita yang menjadi teladan bagi manusia sebagai hamba allah yang telah melaksanakan puasa adalah sikap hidup yang dicontohkan Umar Bin Khattab

Diceritakan bahwa Umar bin Khattab sebelum masuk islam adalah musuh nabi, sehingga pada suatu waktu berkeinginan untuk membunuh nabi namun setelah sampai di kediaman nabi justru menyaksikan adik kandungnya Fatimah belajar membaca al quran dengan nabi sehingga Umar semakin naik tensi kemarahannya maka beliau pukul adiknya sehingga bercucuran darah kemudian dimintanya lembaran al quran itu dan dibacanya :

Artinya : Thaahaa.Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),...

 

dikala membaca lembaran al quran itu gemetar jiwa Umar kemudian beliau bergegas bertemu nabi untuk menyatakan masuk islam sehingga nafsu yang memuncak itu terkendali berkat al quran. Karena itu bulan Ramadhan sebagai bulan al quran tentu menjadi indah, damai, tenang jika bibir dihiasi dengan ucapan-ucapan yang indah, baik dan benar.

Menurut syari’at Islam bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu melawan dan mengekang hawa nafsunya ketika marah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

Darinya (Abu Hurairah) Radhiallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda “Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah”.

dan “Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat Allah  akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai”.

 

4.    Memaafkan segalanya

 

Memaafkan adalah sikap hidup yang dirasa paling berat pada manusia karena ego status sosial tetapi sebagai mukmin mukminat yang berhasil memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu karena ibadah puasa maka kesadaran Ketuhanan akan  tinggi. sikap pemaaf adalah pilihan terbaiknya sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad saw dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Pada masa perang Uhud yang dimenangkan oleh kaum Quraisy dimana setelah perang selesai  Nabi saw bersama para shabat ke lembah Uhud untuk mencari jenazah para syuhada termasuk  paman beliau bernama Hamzah bin ‘Abdul Muthalib dimana ditemukan dengan kondisi dada robek dan isi perut tercincang. Menyaksikan kondisi jenazah pamannya yang sangat memprihatinkan dan belum pernah menyaksikan peristiwa semacam itu, Nabi saw marah dan bersumpah:

 

“Demi Allah! Andaikan suatu ketika Tuhan memberikan kemenangan kepada kami, niscaya akan aku aniaya dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari bangsa Arab”

 

Dengan ucapan sumpah yang penuh emosi itu, turunlah Firman Allah yang menegur sikap Nabi saw:

Artinya: dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu,  akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (An Nahl: 126-127)

Pada surat al Imran ayat 159 Allah swt juga mengingatkan yang artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu., ....

 

Demkian juga pada peristiwa penaklukan kota Mekkah dimana Rasulullah diingatkan untuk tidak dendam dengan kaum yang dulunya memusuhi nabi melainkan memberi maaf, mensucikan Allah, dan bertobat kepada Allah sebagaimana diceritakan dalam surat An Nasrhr yang

Artinya: apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

 

Ayat tersebut menggambarkan  bahwa betapa kebesaran hati Rasulullah saw sebagai teladan umat islam dalam mengelola sumber daya manusia yang berbeda-beda karena setelah Nabi saw menerima wahyu sebagai teguran atas sumpahnya Nabi saw mengumpulkan kaum muslimin  mengajak untuk sabar dan tabah serta melarang kaum muslimin melampiaskan amarah dan dendamnya kepadamusuh.

Belajar dari kasus tersebut, sangatlah indah kiranya untuk pembelajaran umat manusia Indonesia agar Indonesia yang berkemajuan dan berperadaban disaksikan oleh generasi penerus dengan penuh kegembiraan karena dendam dan kebencian adalah kesia-siaan.

5.      Gemar membaca Alquran

Secara psikologis al quran memberikan ketenangan kedamaian bagi pembacanya dan juga bagi pendengar.  Namun apakah setiap  manusia yang membaca dan atau mendengarkan bacaan ayat-ayat al quran merasakan suasana ketenangan kedamaian itu atau mendapatkan rahmat nikmat? hal ini tergantung kepada pelakunya masing-masing.

Dalam al quran ada beberapa contoh sebagai bukti al quran itu memberi pengaruh kejiwaan pada seseorang.

Sebagai dasarnya dapat kita baca dalam al quran surat al anfal ayat 2 (Surat ke-8)

 

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Dari ayat ini dijelaskan bahwa tanda orang beriman adalah gemetar hatinya jika menyebut nama Allah dan bertambah imannya jika dibacakan al quran.

Ibn Abbas dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan bahwa orang yang gemetar hatinya jika disebutkan atau mendengan nama dan seruan Allah maka semakin takut jika tidak segera melaksanakan perintah Allah. Akan gemetar ketakutan jika tidak segera melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat fitrah, zakat harta atau sedekah lainnya. Akan gemetar ketakutan jika tidak segera melaksanakan hak muslim dengan muslim lainnya (menjawab salam, menjenguk yang sakit, mendoakan yang bersin, menjenguk/mengantarkan jenazah, memberi nasehat) serta kewajiban-kewajiban lainnya.

Contoh lain tentang kalimat

Baca Juga

0 Komentar

Belum ada komentar

Kirim Komentar

Nama Anda

Kota

Email

Komentar